Whadda Love

Seperti hujan,kau beri senyum pada dedaunan.
Dan seperti hujan,kau juga beri keraguan pada serangga-serangga kecil menari di pepucukan ilalang.

Setangkai bunga enceng memekar di hamparan laguna.
Inginkah kau petik?
Ataukah kau tunggu hingga melayu?

Hapuslah sejenak peluhmu kawan.

Di angkasa sana terhampar jutaan bintang.
Meski kita tau hanya ada 1 rembulan terang diantara mereka.
Kala malam,kau temani sang bulan mengarungi gelap.

Rebahkanlah penatmu sejenak kawan.

Mentari esok menantang matamu.
Tapi kau tau dibawah tajuk angsana kau bisa berteduh.
Nikmatilah semilir sepoi anginnya.
Cumbuilah harum wangi bunganya.

Sahabatku,
Sisihkan sepertiga malam mu untuk kekasih ter-agung mu.
Dia yang akan menentramkan gemuruh batin mu.

 

Jatuh cinta itu seperti sebuah pengalaman yang could be amazing and frustrating in the same time.

Sesosok cowok cool, richie rich like young man, dikelilingi sahabat-sahabat yang insyaalloh selalu siap everytime he need , some kinda perfect life, but lonely inside. Seheboh apapun guyonannya bersama sahabat-sahabatnya, kadang tak mampu mengusir rasa sunyi dalam hatinya ketika semua orang membawa pasangan mereka masing-masing dalam sebuah acara. Just like to nite, in a wedding party of one of Putra’s  best friend; Kartika. Semua orang membawa pasangan mereka. Roni menggandeng Selly. Wulan datang dengan Hadi dan Kiky anak mereka. Dian mesra bersama Koko tampak serasi dalam sarimbit batik Mega mendung khas cirebon yang mereka pesan di butik milik Aisya. Bahkan si Slamet, OB kantor tempat Putra dan Kartika bekerja pun dengan malu-malu berseri menggenggam tangan mbak Sari, istri yang baru dinikahi nya sebulan yang lalu.

Dalam hati, Putra berharap bisa menggandeng Aisya ke acara itu. Why not? Toh Aisya juga datang sendiri karena Arman pacarnya sedang tugas ke Papua dalam sebuah misi pengamanan daerah konflik di Papua sana. Sesaat Putra bergumam ” It’s a good moment, harusnya”. Entah malaikat mana yang mencegah Putra untuk melakukan niatnya itu.

“Dateng ma siapa Boy?” seruan datang dari Dian membuyarkan lamunannya hingga es dawet di tangannya hampir tumpah.

“Biasa lah…sama sekertaris ku yang cantik, tapi dia lagi sibuk tuh ngurusin klien di luar,you knew me, im a cool active businessman, hahahaha” jawab Putra sekenanya diserbu jitakan di kepala plontosnya.

“Sesekali tu yaaa ajak tu pasangan kamu, gak pengen apa kamu liat Kiky tu?”

” Hey hey hey.. rilex madam, semua hal tu akan indah pada masanya”

“But the problem now is, kapan masa itu akan kamu wujudin?”

” Nha tu dia juga masalah ku, kapan? It’s a huge mistery of my journey of life”

“Preeeeeeeeeeetttt, paling bisa Lo”

Hahahahaha mereka tertawa-tawa meski dalam hati Putra sepi itu begitu menguasai.

Kartika sang ratu pesta malam itu datang menyapa mereka “Heh..!! kalian ya, ketawa-tawa di pesta orang, gimana dandanan ku? kliatan gendut gak? bedak ke ketebelen gak? Kayaknya ini kok konde ku kegedean deh”

“Stop it Kartika my prittiest queen, you are the most gorgeous lady in this party, kalo ada yang bilang kamu gendut, suruh sini, biar gua tabok dia” balas Putra menenangkan sahabatnya yang lebay itu.

“Tau nih, kamu tu ya malam ini perempuan paling keren di pesta ini, di pesta ini doang ya… jangan nglunjak minta keren di tempat lain juga” si Selly menimpali, disambut tawa renyah mereka.

“Eh si Aisy kemana ya, kok dari tadi ngilang aja tu anak?” tanya Kartika sambil clingukan mencari Aisya.

“Biasa.. paling lagi mojok telpon-an sama si Arman, tuh di balkon” kata Roni.

Aisya, cewek kalem berkulit sawo matang dengan mata senyumnya yang kalo Putra ngliat rasanya dia seperti diving di pedalaman atlantik itu, supel, pintar, modis, tapi sangat sederhana dalam pembawaannya. Meskipun dia seorang fashion designer tapi dia nggak pernah pake baju yang nyleneh kayak anak-anak P (public relation) di kantor mereka. Mungkin kesederhanaannya itulah yang menonjolkan kecantikannya.  Dia memulas wajah ayu nya dengan riasan simple n fresh yang terlihat anggun dan membuat Putra semakin terhanyut dalam angannya tentang cewek yang satu itu.

********

Suatu pagi di hari minggu yang mendung, HP Putra berdering, dengan malas dia mengambil HP nya dan membuka sms, sedetik kemudian bagai diguyur air se tangki matanya langsung jrenggg segerrrr, karena yahhh siapa lagi yang sms nya mampu membangunkan dia dari tidur pingsannya kalo bukan dari Aisya, gadis pujaannya itu. Dengan semangat dia membuka sms itu.

“mas putra bisa temenin aisy ke acara fashion show nya anak-anak PAPMI gk?”

Putra yang fotografer, sebenernya hal itu sangat wajar kalo Aisya minta Putra menemaninya, tapi sangat istimewa bagi Putra karena Aisya yang memintanya. Dengan semangat dan kecepatan alap-alap dia bergegas mandi dandan wangi tak lupa merapikan rambutnya yang cuma se-centi rata plontos itu. It’s all because of Aisya so it’s special 🙂

Jam 6 pagi tet! Putra sampai di depan pintu butik Aisya yang sekaligus rumah tinggalnya, memencet bel pintu pagar, menyiapkan senyum pepso*ent nya pagi itu, dia melupakan kopi hitam yang sangat dicintainya demi segaris senyum Aisya pagi itu. Dia nggak mau telat menjemput dan membuat Aisya cemberut, meskipun dalam wajah cemberut pun Aisya tetap terlihat cantik di mata Putra, tapi dia nggak mau Aisya kecewa karena ketinggalan fitting session yang harus diliputnya.

Dan jrengggg… Aisya rupanya udah siap dengan jilbab warna hijau army dan tas ransel kecil di pundaknya, sepatu teplek kesukaannya, dan pastinya mata senyum itu. Melayang otak Putra menyaksikan pemandangan pagi yang indah itu.

“Ayo mas, buruan, takut telat nih” kata Aisya tanpa basa basi langsung ngeloyor masuk ke mobil Putra.

Putra yang sempat 2 detik bengong itu segera menyusul yang tancap gas menuju tempat acara. Dan hampir saja mereka telat, hanya 5 menit waktu yang mereka punya untuk mempersiapkan kamera dan catatan materi. Secara diam-diam Putra mengambil foto Aisya ketika dia sedang wawancara para model dan mahasiswa-mahasiswa desain yang sedang mempersiapkan pagelaran busana itu. Mereka menggelar acara itu dalam rangka ujian akhir semester mereka.

********

3 jam berlalu tanpa mereka sadari.

********

“Mas Putra, kita istirahat dulu yok, kamu pasti belom sempet ngopi ya tadi?”

“Hehehehe…tau aja kamu Sya”

“Udah apal aku mas, yok kita ke samping situ aja yok, kayaknya di situ udah disiapin coffee break nya deh”

Tanpa banyak melawan Putra mengikuti langkah Aisya dari belakang menuju ruangan samping. Putra memang sering kali mati kutu, kata temen-temennya modar cocot-e alias speechless kalo udah ngadepin cewek yang dia suka, dia jadi suka keliatan ling lung, gak banyak omong, dan teman-temannya gak banyak yang menyadari itu.

Sambil menunggu semua persiapan selesai dan jadwal, mereka mengobrol tentang materi yang mereka kumpulin. Obrolan profesional sebenernya, tapi bagi Putra selalu istimewa, because it’s Aisya.

********

Acara berlangsung.

********

Jam 7 malam pagelaran busana selesai dan dilanjut dengan acara santai, lebih ke semacam “pesta”, meregangkan semua otot tegang mereka setelah seharian berharap cemas baju rancangan mereka bisa tampil maksimal di acara itu.

Putra dan Aisya memilih untuk nggak masuk ke acara itu, mereka punya cara sendiri untuk menyegarkan pikiran, minum kopi di angkringan..!!!

“Eh bentar ya mas, ini mas Arman telpon, ntar aku balik lagi”

“go ahead” jawab Putra santai, meski sebenarnya sedikit hambar dan getir.

15 menit Aisya menelpon Arman dan Putra sama sekali memberi keleluasaan waktu buat Aisya, dia nggakmau mengganggu hubungan mereka, dia sangat menghormati hubungan mereka, tentang cintanya, cukuplah dia dan Tuhannya yang tau.

ouwhhhh…whadda love…

 

 

gresik, sabtu, 12 nopember 2011,di sela lemburku menunggu mekanik memasang penangkal petir kantorku.
teruntuk sahabatku yang sedang terantuk asmara.
you are wonderfull just the way you are.
and sometime, someone will find that beauty.
 
fatimah.

About imexplore

Im trying to exploring some things to explore. Sebatas kemampuanku menjelajahi dunia bersama hati dan fikiranku.
This entry was posted in belajar cerpen, Kopi Hitam ku and tagged , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Whadda Love

  1. Aku suka bagian
    ” modar cocote”
    hahahahaha
    Radikal….
    😀

Leave a reply to papiliomemnon Cancel reply