Buku “Burung Ibu Kota”

Buku “BURUNG IBU KOTA”

Penduan Mengamati dan Memotret Burung-Burung Jakarta.

Buku kecil yang oleh tim penyusun disebut sebagai “Kado Kecil untuk Jakarta” ini saya dapat langsung dari salah satu penulisnya, yang kebetulan sahabat saya Ady Kristanto ketika dia sedang mengunjungi keluarganya di Jogja. Senang sekali saya dapet buku ini, (sayangnya, lupa minta tanda tangan penulisnya 🙂 )… Tapi nggakpapa lah, toh dianterin langsung ke tangan saya oleh penulisnya sendiri, hehehe thanx Ady..

Buku hijau kecil ini berisi tentang foto-foto burung-burung yang (masih) bisa diliat di Jakarta yang notabene porsi ruang terbuka hijau (RTH) nya semakin hari semakin menyempit dari taun ke taun. Ruang terbuka hijau merupakan rumah bagi satwa-satwa yang dalam buku ini fokus membidik burung. Ternyat masih tersisa ruang meski sempit untuk mereka (para burung) untuk tinggal dan beraktifitas di Jakarta yang serba metropolitan sekarang ini.

Buku Burung Ibu Kota (BIK) ini merupakan buku panduan pengamatan burung yang sangat membantu utamanya bagi pemula atau mereka yang sama sekali awam tentang burung yang mungkin aja jangankan ngidentifikasi pake buku panduan dengan gambar sketsa / lukisan, ngliat aja mungkin nggak pernah.. Nha… di buku ini, karena menampilkan foto, jadi gambar yang tertampil lebih mendekati warna dan wujud aslinya, jadi lebih gampang lah buat kita untuk identifikasi kalo kita ketemu mereka di alam saat kita pengamatan burung (birds watching). Selain itu, buku ini juga dibekali dengan deskripsi, kebiasaan / perilaku yang sering dilakukan oleh si burung, dan juga habitat, jadi kita akan lebih gampang mengenali misalnya burung-burung yang masuk dalam kategori burung air selain dari bentuk dan warna, bisa juga dari habitatnya, karena nggak mungkin kita akan menemui Blekok Sawah / Ardeola speciosa / Javan Pond-heron di bukit misalnya, ya mungkin aja sih karena mereka punya sayap dan bisa terbang kemana aja mereka mau, tapi dengan adanya keterangan habitat, at least akan mempermudah kita menggolongkan mana-mana aja burung yang hidup di dekat perairan atau di kota atau di bukit bahkan yang hidup bertetangga dengan kita seperti Burung Gereja Erasia / Passer Montanus yang mungkin tanpa kita sadari mereka lah yang setia menemani hari-hari penat kita disela-sela kesibukan kota yang bikin kita kadang lupa atau mungkin nggak peduli bahwa hey..kita punya teman kecil yang bisa selalu jadi penghibur kita juga lho, mereka itu burung.

Buku ini juga memuat keterangan tempat mana aja Ruang terbuka hijau yang masih tersisa di Jakarta sebagai rekomendasi kemana kita bisa ngamatin burung, juga tips ‘n tricks memotret burung di alam dan sedikit pelajaran fotografi yang cukup membantu kalo kita pengen belajar motret biar jepretan kita nggak blur, gelap, atau cuma keliatan separuh sayap doang kayak lagunya dewa gitu.

Dengan tampilannya yang sangat menarik karena foto-foto yang menurut saya “hidup” dan yang memang di shoot oleh para fotografer-fotografer alam keren se-kelas Ady Kristanto, Dedy Istanto, duo “pabrik foto burung keren”, hehehe itu sebutan saya untuk kakak beradik Boas Emmanuel dan Khaleb Yordan, dan Willy Ekaryanto yang jepretan mereka nggak perlu diragukan lagi, menyuguhkan komposisi foto yang identifiable atau memenuhi syarat untuk bisa di-identifikasi dan nyata lagi. Hal ini tentu saja akan membuat acara pengamatan burung menjadi lebih seru karena foto-foto itu “ngajak banget” dan kita seperti sengaja dibikin penasaran sampe kita akhirnya tanpa terpaksa jalan sambil clingak clinguk harap-harap ngeharap bakal ketemu salah satu dari mereka mungkin di perjalanan kita dari rumah ke pasar atau ke kantor atau saat kita lagi minum kopi santai di teras rumah kita. Dan ketika kita ketemu salah satu burung yang ada di buku ini, kita mungkin akan bergumam begini, ‘ow my god..they are real..! they even dancing around of my back yard’ atau seperti ketika saya terkagum-kagum pada sesuatu keajaiban alam, saya sering ngomong gini ‘bocoran surga…’ hahaha…lebayy…

Itu baru kalo kita inget salah satu foto di buku ini dan ternyata ketemu di dunia nyata, belum lagi kalo kita bisa ng-ident, melihat ciri fisik ato perilakunya, warna nya yang cat air ato krayon produksi pabrik manapun nggak akan bisa menandingi keindahannya, itu bisa jadi kepuasan yang justru tanpa puas karena kita akan selalu haus dan haus untuk “berburu” dan mencari-cari di mana keberadaan malaikat-malaikat terbang itu.

Kita mungkin biasa aja kalo liat burung warna-warni di kalender ato di buku ini ketika kita membukanya pertama kali, mungkin kita bakal mikir, ck ah.. mana ada yang begituan di Jakarta?! Tapi…. Begitu kita mulai ketemu satu, dua, tiga dan lainnya, kita bakal sadar dan tersadar kalo kita punya tetangga yang nasibnya mulai terancam karena sawah tempat mereka mengais cacing udah ditanemi beton, pohon tempat mereka menelisih bulu-bulu mereka di pagi hari udah jadi almari, madu bunga sarapan mereka udah jadi mungkin pait ato getir karena mengandung timbal (eh, timbal rasanya apa yak???) ya pokoknya kasian lah nasib mereka.. Dengan begitu kita akan lebih peduli lagi pada lingkungan, yang paling kecil lingkupnya ya di sekitar rumah kita karena kita tau ada tetangga terbang kita yang tinggal dan suka maen di situ. Trus kalo kita mau ngajak anak ato adek kecil kita pas weekend gitu, utamanya kalo lagi bokek, kalo diajak jalan ke mall kan bisa bikin tambah bangkrut tuh.. ajakin aja pengamatan burung, selain seru, nambah ilmu, juga irit, hahaha… dan yang lebih penting lagi, kita bisa lebih bersyukur pada ciptaan Sang Pencipta yang udah nyiptain keajaiban dan nge-bocorin surga Nya ke dunia lewat kepakan-kepakan sayap burung.

Pokoknya buku ini keren dan inspiring banget dan bikin saya lebih termotifasi untuk bikin seri “Burung Gresik” hahaha impian jangka panjang saya tuh..

Thanx for this book, Ady 🙂

Gresik, Jawa Timur.
Fatimah.

About imexplore

Im trying to exploring some things to explore. Sebatas kemampuanku menjelajahi dunia bersama hati dan fikiranku.
This entry was posted in I catch the birds, Kopi Hitam ku, Perpustakaan Alam, Rak Buku and tagged , , . Bookmark the permalink.

5 Responses to Buku “Burung Ibu Kota”

  1. Ady Kristanto says:

    T.O.P dah : )

  2. Pingback: Burung Ibu Kota: Panduan Mengamati dan Memotret Burung-Burung Jakarta « >> Kelapa <<

Leave a reply to Ady Kristanto Cancel reply