Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu
Judul Puisi : Dalam Do’aku
Karya : Sapardi Djoko Damono
Dalam puisi “Dalam Do’aku” kali ini saya melihat sosok yang begitu dicintainya yang dia begitu menjelma hampir di setiap derap langkah dan hela nafasnya.
Dan dalam doaku;
Kekasihku, siapapun dia yang mengisi hari suka duka sedih dan bahagiaku, aku ingin dia berjani untuk selalu menjaga dirimu untukku. Betapa malam-malamku bergemuruh dan hari-hariku mendesis dalam sunyi ketika dia tumpahkan air mataku ketika dia terluka
Kekasihku, Dia yang bagai matahariku yang memberiku hangat pagi, Dia yang membakarku dengan teriknya hingga mataku pun tak mampu menatapnya. Dia laksana rembulanku di keheningan mendung, Aku tau engkau di sana meski tak kau tampakkan dirimu.
Kekasihku, begitu aku mengenalnya hingga aku ingin tak satupun butir debu terhisap dalam setiap tarikan nafasnya, Inginnya kupasang hijab di setiap sudut dan lengkungan jalan hingga tak satupun mata mampu merenggutnya dariku.
Dalam doaku kuberdoa dia menjadi kekasihNya, hingga dia selalu dalam lindunganNya.
fatimah, last week of June 2012
dalam doaku…
………………..
amin 🙂 #nitip
dih..nitip dia..
Thanks kak, postingannya keren 😉
puisi-puisi pak Sapardi Djoko Damono memang keren-keren..
selamat menikmati 🙂