Bumi yang selalu memandang pada langitnya.
Mengaguminya siang malam.
Mendambakan tetesan kehidupan di setiap rintikan hujannya.
Seolah penyampai rasa cinta yang dikirim Langit untuk Bumi.
Langit yang selalu berubah.
Memajang perhiasan tak ternilai harga.
Menyengat Bumi dengan terik mataharinya tanpa peduli Bumi mengering pecah.
Kemudian menghujani Bumi semakna duka lara.
Sedetik berlalu menampakkan pelangi penghibur fana.
Di cakrawala mereka berjumpa.
Memadu segala kerinduan.
Bumi menyentuhkan air ke langit dengan lautnya.
Dan Langit mempersembahkan pada Bumi perhiasan indah sebentuk matahari di kala senja.
Tak ku sangka Langit hari ini begitu kejam.
Dia memberi terik kemudian hujan.
Kemana rintik rinai yang kemarin kau beriku bersama secelah mentari?
Hingga Bumi pun tak dapat memandang pelangimu duhai Langit.
Dan ketika Bumi sadar betapa mahal sebuah harapan.
Bumi pun tak mampu ekspresi.
Semua terasa indah ketika pelangi melintang,
* 10 tahun lalu ketika kulihat pelangi terindah, bersamamu.